BERITA INDEX BERITA
Asyiknya Berkebun Hidroponik, Tak Perlu Modal Besar Manfaatkan Lahan Terbatas

Setelah enam hari terkahir disibukkan dengan berbagai aktivitas kantor atau tugas sekolah, waktu akhir pekan memang menjadi hal yang paling ditunggu-tunggu. Biasanya, banyak orang menghabiskan waktu akhir pekannya dengan mengunjungi tempat-tempat hiburan untuk menghibur diri.
Namun, jika memilih untuk mengunjungi tempat-tempat tersebut, tentu harus mengeluarkan budget lebih, apalagi jika membawa sanak keluarga. Nah, jika ingin merasakan weekend yang berbeda dan lebih bermanfaat, boleh dicoba untuk berkebun dengan teknik hidroponik.
Berkebun dengan hidroponik bisa menjadi media untuk melepaskan kepenatan. Selain ramah lingkungan, juga bisa mendatangkan keuntungan loh. Hal itulah yang turut dilakukan Fatur Rachman Arifin, staf laboraturium Universitas Borneo Tarakan ini hampir setahun menjadi petani hidroponik. Dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumahnya, Fatur kini berhasil mengembangkan hobi yang awalnya hanya coba-coba. “Saya tertarik dengan teknik menanam hidroponik ini karena simpel dan sangat efiesien. Sekitar Januari lalu awal mula saya mulai menanam ini, modal satu pipa saja dengan tanaman sawi Pokcoy,” ujarnya.
Namun, setelah melihat nilai bisnis dari sayur hidroponik tersebut yang kian meningkat, Fatur semakin semangat untuk terus mengembangkannya. Kini, Fatur telah memiliki sekitar 300 lubang tanam atau 30 pipa. Meski telah menambah jumlah media tanam, dirinya masih saja kewalahan melayani jumlah permintaan yang terus berdatangan. “Prospeknya sangat bagus, apalagi untuk jenis sayur seledri. Makanya saya lebih fokus untuk menanam itu, karena untuk sayur hidroponik ini pasti lebih bersih, segar, dan sehat. Sebab, kita menanam dengan media air buka tanah, dan tidak pakai bahan kimia untuk pemupukannya,” ungkapnya.
Dijelaskannya, dalam menanam hidroponik tidak ada perawatan khusus yang harus dilakukan. Waktu pemeliharaannya pun fleksibel. Sehingga sangat cocok untuk kamu yang punya banyak kesibukan dalam semingguan penuh untuk mencoba menanam dalam teknik ini. Cukup perhatikan asupan air dan pemberian air nutrisi yang cukup, agar tanaman hidroponik tetap sehat dan segar.
Selain itu, bahan-bahan yang dibutuhkan juga tidak sulit. Hanya dengan botol, kaleng, atau jeriken bekas, sudah bisa jadi media tanam. Bahkan, Fatur menyebut untuk memulainya cukup siapkan modal tidak lebih dari 100 ribu rupiah saja. Sangat terjangkau bukan?
Untuk harga pasaran sayur hidroponik, Fatur sendiri mengaku sedikit lebih miring jika dibandingkan dengan sayur yang ditanam dengan media tanah. Sebab, untuk biaya perawatan sendiri tidak memakan banyak biaya. “Harganya tidak ada bedanya bahkan bisa dibilang lebih sedikit terjangkau, tergantung musim juga. Kalau perawatannya sendiri nggak sulit, sebelum saya berangkat kerja saya selalu memeriksa airnya, nanti setelah pulang periksa lagi, karena yang terpenting itu kesediaan airnya. Sesekali juga diberikan peptisida alami untuk mengusir hama. Bahannya air tembakau atau daun papaya. Hanya itu,” tambahnya. Untuk masa panennya sendiri memakan waktu hanya 25 hari dari awal penanaman.
Dari 300 lubang tanam tersebut, Fatur bisa meraup keuntungan hingga Rp 1,5 juta dari penjualan sayur selada, dari harga bibit tanaman Rp 20.000 per bungkus. Selain asyik, kegiatan bermanfaat ini bisa menjadikan kamu wirausahawan yang sukses dengan waktu yang efisien. So, akhir pekan kamu nggak harus pergi ke tempat hiburan atau rumah makan mahal ‘kan. Tertarik untuk coba? (ega/ash)
prokal.co
